Tujuh Tahun Satu Tujuan

Embrio dari Tbm Pustaka Pelangi adalah sebuah kelompok belajar yang rutin diadakan setiap Minggu pagi. Bisa dilihat foto dibawah tertanda tahun 2013. Namun sebenarnya kelompok belajar ini sudah saya rintis sejak tahun 2010-an.sekitar delapan sampai sepuluh anak-anak selalu datang setiap Minggu pagi untuk belajar bersama. Kita belajar bersama hal-hal yang ingin kita pelajari. Pada saat itu komputer dan Laptop adalah barang yang langka. Betapa antusiasnya mereka saat belajar mengotak-atik mouse dan keyboard Komputer. Selain itu kita juga belajar membuat prakarya dari barang bekas, belajar bahasa Inggris dan menulis cerita.Pada tahun 2012 saya mulai bersinggungan dengan dunia literasi. Tepatnya dengan rumah manusia @rumahbacakomunitas yg berada salah satu gang di Onggobayan. Jika rumah di Gang Peneleh punya seorang resi bernama Tjokroaminoto, maka di rumah ini resinya adalah David Efendi.Di rumah itu kenalah saya dengan para penggerak kebebasan Labib Ulinnuha Fikri Fadh Fida ‘Afif Fauzan Anwar Sandiah Ahmad Sarkawi . Tabik untuk kamerad semua. Salam satu pena!!

Kemudian
Sebanyak 30 an buku dari Rumah Baca Komunitas kami susun rapi dalam satu rak. Perjalanan Pustaka Pelangi pun dimulai tepat 7 tahun putaran waktu yang lalu. Buku-buku pun bergerak sedikit demi sedikit memenuhi setiap sudut Pustaka Pelangi.
..
2016
Kami mulai membuka Program Pustaka on the street yang berada di Alun2 Wates. Bersama Hendra Kusuma dan Meika Nita kami buka pertama kali pada malam Minggu. Belum genap satu jam kami buka, hujan deras mengguyur lapak buku kami.Pustaka on the street akhirnya kami gelar setiap Minggu pagi. Bertambahlah penggerak kami Tabah Sukma, Fajar Dwi Amin, Ganjar, @muthiaarda dan Kurnia Wulandari.

2019
Dulu mereka anak-anak yang datang untuk belajar kelompok setiap hari Minggu (lihat di foto yg tertera tahun 2013). Kini merekalah yang setia membuka lapak POTS (Pustaka On The Street). Mereka adalah Novi Sheila Wardhani, Agesti Dwi Astuti dan Istiqomah Marfu’ati.
…Tujuh tahun putaran roda waktu, turut menghantarkan buku-buku pada tuan-tuan nya.Di jalanan, di sekolah, di kedai kopi dan di balik jeruji besi penjara JerujiPustaka Papua Barat.Harapan kami sederhana
izinkan kami terus bergerak mengikuti putaran waktu. Sampai pada tahun delapan , sembilan, sepuluh dan ribuan purnama seterusnya.”Jika buku adalah jendela, buka dan hiruplah udara kebebasan”

Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started
search previous next tag category expand menu location phone mail time cart zoom edit close